4 hal dasar untuk menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga

 


Kesehatan mental atau jiwa seseorang dewasa ini menjadi sangat penting untuk diulas. Kesadaran akan hal ini menjadikan generasi kita saat ini mulai perduli akan keadaan jiwa mereka. Mungkin berbicara tentang stress dan depresi akan tabu jika diulas pada waktu dulu. Terutama bagi seorang yang menjadi ibu. Baik ibu pekerja ataupun ibu rumah tangga.

Bagi seorang ibu rumah tangga yang melakukan tugas hampir setiap harinya. Dengan pekerjaan yang begitu begitu saja. Pasti merasakan sebuah kepenatan dan hidup yang monoton. Karena itu yang aku juga rasakan. Rasanya hidup menjadi stag dan tidak bergerak sama sekali. Rasanya hidup ini berubah dan menjadikan aku kadang merasa tidak berkembang dan mulai tidak percaya diri untuk menjalaninya.

Kemudian aku mendapati bahwa hidup yang seperti ini adalah hidup yang aku inginkan, hidup yang aku penuhi untuk mengisi hidup seorang anak dan juga menyembuhkan luka lama dalam diriku sendiri. Namun perasaan yang naik turun, mental yang tidak bisa terus dalam keadaan baik itu nyata adanya. Meski sampai saat ini aku terus berusaha agar aku selalu dalam keadaan jiwa yang  baik. Ternyata ini beberapa hal yang aku lakukan untuk menjaga kesehatan jiwaku.

1.       1. Mendekatkan diri kepada Allah

“Laa Khaula Wala Quwaata illa Billah” Tiada daya dan upaya selain denganNya. Ini nyata adanya. Kesadaran ini harus diyakini dan ditanamkan dalam diri kita sebagai seorang muslim. Bukan hanya dalam hal besar namun dalam setiap harinya. Tidak ada hal yang bisa menjadi penguat sejati selain itu dari Allah. Aku selalu memohon untuk diberikan banyak kesabaran dan keikhlasan menjalani proses aku menjadi seorang ibu, menjadi ibu dari amanahNya.

Seorang anak yang harus kami asuh, anak yang belum mengenal banyak hal termasuk menyadari kemauannya, dan disitulah peran kami sebagai orang tua untuk menuntun anak mengenali ha itu dan berbagai hal lainnya. Tanpa adanya kesabaran tentu hal ini akan berujung pada ketidak kesehatan jiwa. Selalu ingin marah dan kecewa mendapati anak yang mungkin tidak biasa, ataupun anak yang terus saja berulah seolah sedang mengerjai kita. Namun itulah anak dalam beberapa tahap.  Apalagi pada usia 1-5 tahun dia masih bergantung kepada orang tuanya.

Untuk itu agar mampu menjalani hal ini kita perlu kesadaran kesabaran dan ikhlas tentunya kita bisa dapati hal semua ini jika kita mengingat kembali sang pemberi amanah, mengingat kembali pada yang Maha Kasih, agar kita bisa berlaku baik dan penuh sabar kepada anak-anak ini.

Proses  penekatan ini bisa dilakukan secara sholat, membaca al Qur’an ataupun bermuhasabah dan bertafakur kepadanya. Mencoba berdialog denganNya, karena sesungguhnya Ia sangat dekat, Ia sangat nyata, Ia yang paling paham akan setiap keluh kesah resah pada jiwa hambanya. Karena Ia adalah sang pemilik sesungguhnya.

2.      2.  Komunikasi kepada pasangan

Sudah bisa dipastikan bahwa komunikasi adalah hal yang paling mendominasi dalam rumah tangga. Namun kadang kita masih belum bisa meluapkan semua dengan pasangan kita, padahal pasangan kita adalah patner dalam rumah tangga dan dalam mendidik anak. Bicarakan segala resah dan ketakutan bersamanya. Dan coba cari solusinya bersama. Seorang ibu rumah tangga yang dirumah tidak harus memikul semua beban tentang anak dan rumah sendirian.

Waktu yang tepat, salah satu hal yang bisa menjadi moment keberhasilan untuk komunikasi dengan pasangan kita, tentu setiap rumah tangga memiliki waktu tepat yang berbeda-beda. Cobalah kenali dan gunakan moment itu untuk mulai berkomunikasi. Aku biasanya melakukannya setelah anak tidur. Atau sebelum kami tidur.

3.       3. Terus belajar hal baru

Rasanya hidup yang monoton ini membutku tidak berkembang. Ternyata itu hanya anggapan yang salah, justru moment menjadi ibu rumah tangga adalah berarti fase untuk belajar hal yang tidak ada panduannya. Pembelajar seumur hidup itu adalah hal yang aku rasakan. Menjadi pembelajar dari banyak hal, terutama dari anak. Anak mengubahku mejadi itu tanpa aku sadari.

Belajar tentang parenting atau pengasuhan. Ilmunya tidak ada di sekolah namun ini juga hal baru yang perlu aku belajari. Belajar tentang Mpasi untuk memastikan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak. Dan banyak hal. Meski belajarnya tidak mendapatkan ijazah meski tidak belajar formal namun nyatanya hidupku diisi dengan banyak ilmu baru.

 Hal ini bisa terus menghidupkan jiwa untuk berkembang. Meski tidak selalu memghasilakan uang dan tidak berijazah namun proses untuk belajar hal-hal baru ini menjadi hidup tidak semonoton itu.

4.    4.  Punya waktu sendiri

Hal ini menjadi sesuatu yang mahal saat menjadi seorang ibu yang memiliki anak. Tapi coba miliki waktumu sendiri sekedar untuk menikmati minuma favorit atau tontonan sendiri. memiliki waktu untuk diri kita sendiri bisa mengisi ulang tenaga kita.

 

Ini 4 hal yang aku terapkan untuk tetap  waras setelah menjadi seorang ibu. Coba menurut kalian bagaimana ?

 

 

0 Comments