Welcome to my
blog. Disini aku izzah akan menulis tentang pengasuhan dan kelurga. Rasanya
kurang percaya diri karena baru menginjak 4 tahun usia pernikahan. Namun aku
selalu mengingat bahwa untuk berbagi sesuatu tidak perlu menunggu untuk menjadi
istimewa. kita bisa memulainya kapan saja jika diri kita berani memulai. Dan
mulai 2024 ini. aku mencoba berani untuk memulai menulis kembali.
Dewasa ini.
dimana kita memasuki era kemajuan teknologi yang pesat, luapan informasi yang
datang secara massif memberikan banyak pengaruh pada generasi yang hidup
didalamnya. Satu dari banyak hal yang terkena pengaruhnya adalah metode
pengasuhan. Atau yang saat ini terkenal dengan sebutan Parenting. Kata
yang berasal pada bahasa asing ini sekarang menjadi sangat familiar dikalangan
orang tua generazi Z di Indonesia.
Banyak diantara
ibu dan bapak muda yang belajar tentang pola asuh yang baik dan benar untuk
buah hati mereka. Tentu banyak hal yang menjadi landasan mereka mempelajarinya.
Seperti ingin memberikan yang terbaik untuk anak, atau sebagai bentuk obat
untuk diri mereka sendiri dengan menerapkan hal-hal yang mungkin dulu sempat
tidak mereka rasakan. Terkecuali aku yang menjadikan hal tersebut menjadi
alasan untuk belajar tentang pola asuh yang benar.
kita tidak bisa memilih dari siapa kita dilahirkan, namun kita memilih bagaimana kita menjalani hidup dan berakhir seperti apa.
Kata-kata ini seperti menjadi pengingatku
untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik dari pada kehidupan orang tua ku. Kenyataan bahwa aku tidak bisa memilih siapa
yang menjadi orang tuaku, segala hal yang telah mereka lakukan kepada diriku,
aku hanya bertekad bahwa aku tidak akan melakukan hal yang sama untuk keluarga
kecilku terutama anak.
Kehadiran anak
dalam sebuah keluarga memiliki beragam arti secara bilogikal memiliki anak
berarti meneruskan generasi manusia karena telah lahir anggota baru dalam kelurga.
Secara emosional memiliki anak bisa berarti sebuah harapan dan cita-cita yang
baru. Dalam hal ini. aku yang telah memiliki anak berusia 2 tahun. Sejak kelahirannya
sudah menjadikan dia sebagai harapan untukku mewujudkan hal-hal yang dulu tidak
bisa ku rasakan. Kini sebagai orang tua dan ibu diriku mecoba memberikan yang
terbaik agar dia tumbuh berkembang secara optimal. Salah mensukseskan 1000 hari
pertamanya dan menjadikan dia anak dengan gizi yang cukup adalah hal yang bukan
hal asal-asalan. Disaat serbuan iklan makan olahan dan meraja lela yang
kandungan nilai gizinya tidak sebanding dengan gula, garam serta kandungan zat
yang tidak dibutuhkan untuk tubuh anak. Makanya meberikan makan untuk
mensukseskan 1000 hari pertamanya menjadi hal yang penuh perjuangan, konsisten
dan penuh kesabaran.
Bagi kami 1000
hari pertama menjadi langkah awal untuk menyambut masa kanak-kanaknya yang
sehat dan ceria. Ketika gizi itu terpenuhi dia akan tumbuh secara optimal tidak
mengalami kekurangan nutrisi untuk menyerap segala bentuk informasi yang ada. Mengingat
anak akan tumbuh seperti sebuah spoon dia akan menyerap berbagai hal dan
menirunya. Didalam prosesnya ketika nutrsi yang masuk dalam tubuh itu benar dia
akan menjadi anak yang cepat tanggap.
Prosesku dalam
menjalani hal tersebut menemukan berbagai hal, seperti pemberikan Asi ekslusif
selama 6 bulan, mengerti benar esensi dari MPASi atau makanan penamping asi
hingga usia 2 tahun lalu akhirnya berhasil mencapai kurva grafik optimal untuk
pertumbuhan anak. Selain hal itu, memberikan ia pendidikan dasar untuk
bersosialiasi, kecerdasan koknitif dan kesehatan jasmani. Ternyata menjadi orang tua bukan hal yang
mudah dan cepat selesai. Setiap periodenya memerlukan bekal ilmu dan kesiapan
mental untuk terus belajar lagi dan lagi.
Anak memang
bukanlah parameter kesuksesan seseorang menjadi orang tua. Namun dia memiliki
hak untuk menerima hal terbaik yang bisa orang tua berikan. Anak bukanlah
harapan untuk meneruskan cita-cita dan duplikat orang tua, Ia adalah sosok
seorang yang memiliki misi serta ceritanya sendiri, Tapi dia memerlukan
kesiapan bekal terbaik yang bisa dia dapatkan dari orang tua mereka.
Untuk memberikan
hal tersebut sebagai orang tua kita perlu kesiapan dan bealajar. Dan semoga
kita memiliki keinginan tersebut untuk membuka diri dan belajar untuk bekal
kita membersamai anak kita hingga dia siap untuk kehidupannya sendiri.
0 Comments