Setiap individu adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan, akan hidup dan mati hanya untuk Tuhannya. Setiap individu yang sesungguhnya adalah ia yang tumbuh diatas mimpi-mimpinya, mewujudkan ekspektasinya dan kekebasan dalam mengambil keputusan. Ia yang hidup bebas tanpa terikat keinginan keinginan orang lain dalam hidupnya. Saya mempercayai itu.
.
Namun tidak semua memiliki kesempatan untuk menjadi individu yang seutuhnya. Banyak diantara kita yang hidup untuk memenuhi keinginan orang tua kita ataupun keinginan masyarat kita. Dan melawannya bisa menjadi bentuk kedurhakaan bagi seoarang individu yang disebut anak. Tanpa sadar sebuah ikatan akan menciptakan ikatan hak dan kewajiban pula. Namun diatas semua ikatan yang terbangun antar manusia, ada ikatan tertinggi yaitu ikatan seorang individu kepada Tuhannya.
.
Akan tetapikehidupan yang setiap manusia jalani bermula dari pengambilan keputusan. Dan jika kita mampu menjadi manusia seutuhnya maka ambillah keputusan karena orang lain. Dan jika memang itu terpaksa diambil maka pastikan bahwa kamu tidak akan menyesalinya.
.
Sebuah perlawanan dimata manusia belum tentu berakhir suram. Apakah itu perlawanan atau pembebasan untuk mengembangkan diri, semua kembali pada perspective mana yang diambil.
.
Saya adalah seorang individu yang memiliki ikatan dan memilih untuk menjadi individu seutuhnya. Setiap keputusan dan konsikuensinya menjadi sebuah hadiah kehidupan yang Tuhan berikan untuk menempa diri saya. Terkadang hadiahnya berbungkus kado yang indah atau juga berupa krikil tajam yang sesekali melukai kaki saya. Namun semua itu adalah pelantara agar saya selalu mengingat bahwa Tuhan adalah sang pemilik hidup ini.
.
Keputusan menikah, dan mulai berjualan meski diemperan adalah bentuk pembebesan saya dari semua batas batas yang dibuat masyarat, yang katanya lulusan S1 itu ya kerja kantoran. Lulusan S1 ya jadi gurun. Lulusan S1 ya kerja yang menghasilkan banyak cuan. Lulusan S1 harus sukses. Sukses yang diciptakan oleh batas pemikiran masyarakat. Lalu dimana kita akan mulai membangun sukses kita sendiri. Jika hasilnya berbeda kita disangka melawan.
.
Padahal jika itu berkaitan dengan hidup kita, tidak ada yang mempu membuat batasan akan apa arti sukses, bagimana menujunya, dan percaya atau tidaknya kita menggapai kesuksesan, kecuali diri kita sendiri. Batasan dan standartnya jelas berbeda. Entah itu melawan atau berjuang hal itu diambil dari sudut pandang yang mana.
.
Untuk itu, cukup percayalah pada diri kita sendiri, hiduplah dengan batas standart sendiri. Hidupilah hidup kita seutuhnya. Karena itu akan menuntun kita menuju kebebasan.
0 Comments